Menjelajahi Semesta Psikologi

0

Written on 06.46 by Blog MPM Psikologi UI

Mari kita berimajinasi, berkeliling, menjelajahi sebuah wilayah. Sebuah wilayah bernama IKM UI. Di sana di daerah itu terdapat sebuah wilayah lainnya yang bernama psikologi. Ia berada di bagian strategis dari wilayah IKM UI. Berada di dekat pintu gerbang wilayah IKM UI membuat mereka menjadi salah satu tempat persinggahan bagi para pendatang dari luar. Terlebih di daerah ini terdapat berbagai fasilitas yang menyediakan kebutuhan sehari-hari. Makanan, minuman, sarana ATM dan sebagainya.

Diluar berbagai sarana dan prasarana itu, daerah ini merupakan tempat berkumpulnya sebuah wadah. Sebuah wadah kemahasiswaan yang menaungi para mahasiswanya. Tentunya beberapa diantara kita ada yang telah mengetahuinya. Ada yang tahu? Ya, tepat sekali, wadah itu bernama Ikatan Keluarga Mahasiswa (IKM) Fakultas Psikologi UI.

Sekedar informasi, F.Psi UI merupakan salah satu fakultas yang telah memiliki IKM. Masih banyak sebenarnya wadah kemahasiswaan fakultas lain yang belum memiliki wadah kemahasiswaan formal bagi aktivitas mereka. Sehingga kita patut berbangga bahwa psikologi telah memilikinya. Walaupun kini, IKM F.Psi UI merupakan salah satu IKM termuda di UI dengan Fakultas teknik sebagai IKM tertua. Berdiri pada tahun 2006 membuat pembenahan merupakan kata-kata yang paling tepat bagi organisasi kemahasiswaan di psikologi.

Berdirinya IKM membuat beberapa hal secara nama dan structural menjadi berubah. Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) sebagai lembaga legislative dan yudikatif berubah nama menjadi Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM). Senat Mahasiswa (SM) sebagai lembaga eksekutif berubah nama menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Badan Semi Otonom (BSO), lembaga peminatan independent berubah nama menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Sedangkan lembaga yang sebelumnya berada di bawah SM yaitu Badan Kelengkapan Senat Mahasiswa (BKSM) berubah nama menjadi Badan Kelengkapan Badan Eksekutif Mahasiswa (BKBEM).

Itu perubahan dalam hal nama, secara structural juga terjadi perubahan. Sebelumnya BPM lembaga tertinggi dengan lembaga lain di bawahnya. Kini MPM sejajar dengan BEM dan UKM. Lembaga tertinggi kini dipegang oleh Senat Mahasiswa (SM) yang muncul lagi namun dengan fungsi berbeda. Layaknya lembaga tertinggi, SM hanya berfungsi sebagai tempat koordinasi dan memutuskan perkara yang tidak dapat diselesaikan oleh MPM. Selebihnya fungsi dan wewenang lembaga lain tidak berubah. MPM tetap memiliki wewenang untuk meminta pertanggung jawaban semua lembaga, dan BEM serta UKM juga memiliki kewajiban untuk menjalankan arahan dan konstitusi yang diberikan oleh MPM.

Yup, itu sekilas sejarah IKM F.Psi UI. Membaca kembali sejarah berdirinya membuat kita terharu bahwa mahasiswa sedikit banyak telah menggoreskan sejarah bagi perkembangan psikologi. Terlebih bila kita membaca kembali sejarah mas-mas dan mbak-mbak kita terdahulu. Pastinya membuat kita semakin semangat dalam berkontribusi bagi fakultas dan juga Negara ini. Kini, saya mencoba kembali memberikan sekilas sejarah mas-mas dan mbak-mbak kita yang pernah “bermain” di lembaga kemahasiswaan baik di tingkat fakultas ataupun di tingkat UI.

1. bapak Tubagus Farih, Ketua POMDA, staff khusus Wapres. Pernah menjabat ketua BPM dan SM sekaligus.
Kondisi kemahasiswaan saat itu masih mencari bentuk idealnya. Karena pada saat itu, tahun 70-an, kemahasiswaan secara formal baru berdiri. Lalu apa yang membuatnya bisa memegang dua jabatan itu? Jadi kalau tidak salah kejadiannya begini. Saat itu pemilu untuk memilih ketua SM dan anggota BPM yang baru. Dan saat itu ia menjabat sebagai ketua BPM. Akan tetapi kondisinya saat itu ternyata tidak ada yang mengajukan diri sebagai ketua SM. Karena belum ada peraturan yang mengatur mengenai kejadian seperti ini. Akhirnya sebagai ketua BPM untuk sementara ia menjabat sebagai ketua SM sampai ketua SM yang baru terpilih. Saat itu kalau tidak salah lagi, ia menjabat tidak lama karena ada mekanisme tambahan dalam pemilu. Pemilu diperpanjang dan akhirnya ada mahasiswa yang mencalonkan diri sebagai ketua SM. Fuih…akhirnya..meski Cuma sesaat dan sementara, ia telah cukup membuat sejarah dengan menjadi ketua SM dan BPM dalam satu waktu.

2. Mas Dicky Palupessy, Staff pengajar Psikologi Sosial. Menjabat sebagai ketua SM Psikologi pada tahun reformasi bergulir, tahun 1998.
Teman-teman pastinya tahu apa kontribusi mahasiswa pada tahun 1998. Tepat sekali, mahasiswa menjadi motor perubahan bangsa ini. Dengan menjadi ujung tombak dalam reformasi membuat mahasiswa menjadi salah satu elemen vital pada tahun 1998. mahasiswa psikologi pun saat itu tidak tinggal diam. Bersama mas Dicky, kita juga turut menyuarakan perubahan. Saya agak kurang memiliki gambaran mengenai kejadian pada tahun 1998 di lingkungan psikologi. Mungkin untuk lebih jelasnya teman-teman bisa menanyakannya secara langsung pada saksi hidup peristiwa ini, mas Dicky. Ia memiliki ruangan di bagian psikologi social lantai 3. Bagit teman-teman yang berminat mungkin bisa langsung ke ruangannya, Yah..itung-itung silaturahmi..he.he.

3. Mbak Lieche, Staff pengajar Psikologi Umum dan Eksperiment. Menjadi Doktor termuda di psikologi. Lulus dengan predikat cumlaude sebagai sarjana psikologi, IPK saat lulus= 4. Menjabat sebagai Sekretaris Umum BPM tahun 1988-1989.
Pada tahun ini sepengetahun saya tidak ada kejadian yang menjadi catatan khusus. Tapi secara umum bila melihat mbak Lieche membuat saya terkagum-kagum. Dengan aktivitasnya yang padat sebagai SEKUM BPM tidak membuatnya lalai dalam akademis. Pembuktiannya ia tunjukkan dalam kinerja yang luar biasa dalam perkuliahan. IPK beliau saat lulus adalah 4. sebuah pencapaian yang luar biasa untuk ukuran seorang aktivis. Ini sekaligus merupakan bukti nyata bahwa antara akademis dan organisasi dapat berjalan beriringan dan harmonis. Mungkinkah kita dapat mengikuti jejaknya?? Pasti bisa bila kita berusaha.

4. Mas Peby Elan, angkatan 92, HRD Bank Syariah Mandiri. Pendiri sekaligus ketua FUSI pertama. Setelah menjadi ketua FUSI, ia terpilih sebagai Ketua SM.
Pada tahun kepengurusannya sebagai ketua SM. Ia banyak menghadapi tantangan. Pada saat itu, kebutuhan mahasiswa psikologi akan tempat ibadah, khususnya musholla sangat tinggi. Meskipun pihak dekanat telah menyediakan tempat ibadah, namun tidak cukup luas dan masih berada di dalam gedung, tidak berada di luar. Dengan berbagai diskusi dan dialog yang alot, akhirnya mas Peby berhasil melobi dekanat untuk mendirikan mushola baru. Yang kini dapat teman-teman lihat berdiri di bawah gedung D dekat perpustakaan.

5. Mas Ade Ahmbad Basyir atau akrab disapa Abbas. Pernah menjabat sebagai anggota MWA UI unsur Mahasiswa tahun 2002. salah seorang dari sedikit mahasiswa psikologi yang pernah menjabat sebagai pimpinan lembaga di tingkat UI.
MWA adalah sebuah forum yang merupakan kumpulan semua elemen dari kampus. Dari karyawan, dosen, hingga mahasiswa. Ia memiliki struktur yang lebih tinggi dibandingkan rector. Hingga semua kebijakan rector, sedikit banyak, harus mengacu pada kebijakan MWA. Mungkin secara umum saya melihat mas Abbas sebagai salah seorang anggota MWA UI unsur mahasiswa yang paling vokal dan kritis pada kebijakan MWA. Ia mempunyai keberanian dalam memberikan informasi-informasi tentang kebijakan MWA UI yang tidak berpihak pada mahasiswa kepada ketua-ketua lembaga kemahasiswaan tingkat UI dan Fakultas. Agak berbeda mungkin dengan anggota MWA unsur mahasiswa setelahnya yang agak kurang garang dengan kebijakan MWA. Kita pun patut berbangga mempunyai pendahulu yang kritis seperti beliau.

6. Mas Arif Priambodo dan Mbak Dini Rahma Bintari. Pendiri Lembaga Dakwah Kampus Nuansa Islam Mahasiswa Universitas Indonesia (Salam UI) tahun 1998. Mbak Dini merupakan staff pengajar Psikologi Klinis. Sebelum menjadi pendiri salam Mbak Dini adalah Ketua BPM pada tahun 1997-1998. sedangkan Mas Arief selain menjadi pendiri juga sekaligus menjadi Ketua Salam UI pertama.

Masih banyak catatan yang belum dituliskan tentang mas-mas dan mbak-mbak kita. Kontribusi mereka baik yang terlihat jelas ataupun yang samar-samar telah membuat kita menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan berkontribusi. Mungkin sebelum tulisan ini saya akhiri saya akan menuliskan beberapa ketua BEM/SM dan ketua BPM/MPM 5 periode terakhir.

Ketua SM/BEM:
1. Mufti Wirawan, psikologi 2004, BEM periode 2008
2. Arnoldus Vigara, psikologi 2004, BEM Masa transisi 2008
3. Rendi Alhial, psikologi 2003, SM periode 2006-2007
4. Arya Verdi, psikologi 2002, SM periode 2005-2006
5. Riswandi, psikologi 2001, SM periode 2004-2005

Ketua BPM/MPM:
1. Tegar Hamzah, psikologi 2005, MPM periode 2008
2. Edwin Nofsan N, psikologi 2004, MPM Masa transisi 2008
3. Mira Rizki, psikologi 2003, BPM periode 2006-2007
4. Nirta Fitri, psikologi 2002, BPM periode 2005-2006
5. Isranto Miraji, psikologi 2001, BPM periode 2004-2005

Nampaknya sampai disini penjelajahan kita dalam mengarungi semesta psikologi. Mungkin dengan adanya tulisan ini membuat teman-teman menjadi lebih bersemangat dalam upaya memberikan yang terbaik bagi fakultas dan bangsa ini. Semoga nantinya saya akan melihat kembali diantara teman-teman yang menjadi pimpinan dan ketua lembaga baik di fakultas ataupun di tingkat UI. Karena menjadi seorang pemimpin adalah sebuah keniscayaan bagi setiap insan yang memiliki kualitas mumpuni. Dan saya melihatnya pada angkatan 2008. Selamat Berjuang teman-teman 2008, kami tunggu kontribusi kalian.

If you enjoyed this post Subscribe to our feed

No Comment

Posting Komentar